Teluk Tamiang Surga Kecil Tersembunyi

Teluk Tamiang. Belum banyak orang yang mengenal atau sekadar tahu di mana tepatnya Teluk Tamiang. Bagaimana kalau saya sebutkan Desa Lontar? Atau lebih luasnya kecamatan Pulau Laut Barat, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Teluk Tamiang masih berjarak -+ 10 Km. lagi dari pasar Lontar. Walaupun tidak terlalu jauh, tapi waktu tempuhnya bisa sampai-bahkan bisa lebih 30 menit, karena kondisi jalan yang kurang bagus. Ini kali ketiga saya menjejakkan kaki di Desa Lontar dalam 15 tahun terakhir, tapi kondisi jalan utamanya tak berubah menjadi agak mendingan: jalan aspal hancur yang lebih mirip urukan batu yang tajam kayak mulut kamu.

Jadi siapkan diri untuk menerima guncangan sepanjang perjalanan. Yang sudah lumayan hanya jalan dari pelabuhan Tanjung Serdang menuju Lontar-dari yang tadinya kubangan lumpur. Tapi proyek perbaikan jalan ini terus mandek setiap tahunnya. Lah, trus kapan pelancong dan penduduk setempat bisa menikmati jalan yang mulus-semulus kulitnya Raisa?

Baca juga : Terlontar Ke Lontar Serta Lika-likunya

Kali ini saya berangkat bersama 6 orang teman untuk liburan. Setelah lebih dari 30 menit dalam guncangan, kami tiba di Teluk Tamiang tepat pukul 1.30 siang. Kami berhenti di sebuah warung yang punya latar view laut berwarna biru-kami lega karena sudah benar-benar sampai-untuk bertanya soal penginapan dan akomodasi menuju Pulau Tanjung Kunyit.

Oh iya. Sedikit tips nih. Bila sedang di kampung orang atau di mana pun, dan kesusahan menemukan jalan atau malah sedang nyasar: gunakan saja GPS (Guide Penduduk Setempat). Jangan sungkan bertanya dengan penduduk sekitar. Pasang muka ramah ya, dan yang lebih penting pastikan juga ada orang yang bisa ditanyai.

Sekitar 10 menit tawar menawar, kami diizinkan menginap semalam di rumah Pak RT, juga sebuah perahu yang bersedia mengantarkan rombongan kurang piknik ini ke Pulau Tanjung Kunyit, dengan biaya 300 ribu. Ini sudah termasuk pulang pergi dan diantar ke spot snorkeling. (Alat  snorkelingnya disewa terpisah, 50 ribu/orang, sepuasnya-asal jangan dibawa pulang).

Biasanya perahu ini mengantarkan pengunjung hanya ketika menjelang sore hari. Yaitu saat air mulai pasang. Kami bersiap-siap agar bisa langsung menuju Tanjung Kunyit. Pulau inilah tujuan utama kami untuk jauh-jauh datang ke sini.

Perahu menuju Pulau Tanjung Kunyit
Berangkat ke Tanjung Kunyit.

Setelah menghabiskan waktu -+ 3 jam di Tanjung Kunyit, kami bergegas mencari spot snorkeling. Malangnya, air laut terlalu cepat naik. Spot-spot snorkeling yang punya terumbu karang cantik sudah terlalu dalam untuk dilihat dari permukaan. Kami terpaksa harus mencari spot lain yang lebih surut walaupun kurang bagus. Yasudah daripada zonk.

Dermaga Tanjung Kunyit
Dermaga Tanjung Kunyit.

Terumbu karang yang kami temui keadaannya sangat memprihatinkan. Banyak-hampir keseluruhan- yang hancur tak terawat. Padahal terumbu karang di sini punya potensi besar dan bisa menjadi aset yang sangat berharga untuk kemajuan pariwisata. Kata nahkoda perahu yang mengantarkan kami, sudah ada dinas terkait yang mulai merawat terumbu-terumbu karang ini, hanya saja masih sebatas di titik tertentu yang terumbu karangnya sudah bagus. Semoga ke depannya usaha pihak yang memelihara guna memajukan pariwisata ini tidak berhenti di satu titik tertentu saja, dan bisa meluas ke titik-titik atau daerah yang lain.

Spot snorkeling Teluk Tamiang dan Tanjung Kunyit
Mencari spot snorkeling yang alakadarnya.

Spot snorkeling Teluk Tamiang dan Tanjung Kunyit
Nyemplung alakadarnya.

Tak terasa sudah satu jam kami berendam di air laut nan dingin. kulit dan anu mulai keriput karena gigil. Saya sendiri sejak 10 menit pertama menceburkan diri sudah langsung bersin-bersin karena dinginnya air, ditambah angin sore yang mulai kencang. Entah berapa banyak air asin yang tanpa sengaja masuk ke tenggorokan saya. Cukup sudah. Kami cukup puas, rasa-rasanya sudah klimaks. Kami memutuskan untuk mengakhiri adegan berendam ria dengan pulang ke rumah Pak RT.

Pantai dan Dermaga Teluk Tamiang
Teluk Tamiang. ini pelataran belakang rumah Pak RT.

Setelah mandi dan saling membilas diri..ah, maksud saya badan masing-masing. Kami duduk-duduk manis di belakang rumah-tentunya setelah berpakain-sambil menyeruput kopi dan camilan yang disediakan oleh Bu Haji yang baik hati. Kami terperangah, terdecak kagum dengan semua yang dimiliki Teluk Tamiang. Di belakang rumah ini saja kami sudah bisa langsung melihat pemandangan matahari terbenam.

Sunset matahari terbenam Teluk Tamiang.
Sunset Teluk Tamiang.

Dan yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah selain bisa melihat sunset, di Teluk Tamiang ini juga sekaligus bisa melihat matahari terbit keesokan paginya! Hanya jalan 5 menit ke arah timur, kita sudah bisa melihat matahari muncul dari balik laut yang sedikit tertutup pulau, sehingga menghasilkan gradasi warna jingga yang begitu manja.

Sunrise matahari terbit di dermaga Tanjung Kunyit.
Sunrise di dermaga Tanjung Kunyit.

Dermaga Tanjung Kunyit ini digunakan sebagai tempat bersandarnya kapal-kapal nelayan yang membawa berbagai macam ikan setelah melaut. Jika ingin ikan yang benar-benar segar, di sinilah tempatnya. Kami baru tahu kalau ternyata ikan peda bakar yang rasanya super segar dan sangat manis yang disediakan Bu Haji setiap jam makan itu berasal dari sini. Waktu itu harga ikan Peda 20 ribu/kilo dapat empat ikan.

matahari terbit. sunrise. Kapal-kapal nelayan Teluk Tamiang ini sudah lumayan canggih. Kelistrikannya menggunakan solar panel.
Kapal-kapal nelayan ini sudah lumayan canggih. Kelistrikannya menggunakan solar panel.

Enggan rasanya meninggalkan Teluk Tamiang. Masih banyak tempat dan pulau-pulau lain yang belum sempat dijelajahi. Tapi padatnya jadwal aktifitas yang disibuk-sibukkan memaksa kami harus kembali ke Banjarbaru dengan segera. Duh! Semoga di lain waktu bisa mengunjungi pesisir, pantai, dan laut cantik lainnya di Kalimantan bagian Selatan ini. Semoga nantinya pariwisata laut Kalimantan Selatan ini bisa berkembang dan maju. Dengan catatan, pihak dinas terkait tidak malas atau setengah-setengah dalam bekerja.

di Kalimantan bagian Selatan ini. Semoga nantinya pariwisata laut Kalimantan Selatan ini
Terima kasih sudah bersedia membaca cerita saya. Sampai jumpa lagi!

Berikutnya, cerita lika-liku menuju Lontar...

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Teluk Tamiang Surga Kecil Tersembunyi"

Post a Comment

Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar. Komen dong! Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar, ya!