Sekitar pukul 22.00 WITA,
kami bertujuh berangkat menuju Lontar, Kotabaru, dengan menunggangi Ujang. Ujang adalah mobil Toyota Kijang Jantan Tahun
94 berwarna merah marun kesayangan saya. Untuk bisa bisa sampai di Lontar,
kami harus mencapai Batulicin terlebih dulu untuk kemudian menyeberang ke
Kotabaru menggunakan feri.
Pelabuhan Batulicin-menurut
Gmaps-berjarak ±255 km. dan bisa ditempuh
dalam waktu 5 jam 17 menit dari tempat tinggal saya di Martapura. Kami tiba di
pelabuhan sekitar pukul 7 pagi, setelah sebelumnya singgah istirahat untuk makan
sebelum waktu Subuh di siring Pantai Pagatan, dan ziarah sambil menikmati
matahari terbit di Kubah Pagatan (Mufti H. Muhamad Arsyad Lamak).
Andai saja Gmaps ini tidak terlalu percaya diri dan
mengetahui bahwa kami menggunakan mobil tua yang perlu singgah dan istirahat
beberapa kali, mungkin kalkulasinya akan berbeda.
Sunrise di Kubah Pantai Pagatan. |
Tips: pastikan bahan bakar pada kendaraan cukup untuk Batulicin-Lontar PP. Soalnya dalam perjalanan tersebut sulit menemukan penjual bahan bakar. Sebaiknya isi penuh/secukupnya terlebih dulu di SPBU di depan Pelabuhan Batulicin.
Setelah menyeberang
menggunakan feri dari Pelabuhan Batulicin selama 1 jam, Lontar masih berjarak ±75 km. lagi dari Pelabuhan
Tanjung Serdang. Normalnya jarak seperti ini bisa ditempuh dalam waktu kurang
dari 2 jam. Namun, karena kondisi jalan yang rusak sebab pengerjaan perbaikan
jalan yang mandek, terpaksa harus rela
menempuh jarak tersebut dengan waktu dua kali lipat lebih lama. Ditambah kondisi
Ujang yang tiba-tiba jadi sakit-sakitan, kami akhirnya sampai di Lontar sekitar
pukul 14.00 WITA. Fiuuuhh.
Perjalanan yang
ditempuh selama kurang lebih ENAM BELAS JAM ini dikepalai langsung oleh saya. Selama
perjalanan saya juga terus berada di balik kemudi. Saya tak ingin orang yang
tak begitu kenal dan mengerti akan Ujang menjamahnya dengan kasar. Tapi tetap
saja Ujang malah jatuh sakit. Padahal baru keluar dari bengkel servis, dan sudah terbiasa dengan medan cukup berat
bahkan beberapa kali pernah diajak offroad colongan masuk
hutan.
Saya baru menyadari ada yang tak beres dengan Ujang ketika singgah untuk
beristirahat makan di siring Pantai Pagatan. Pantas saja sebelumnya saya merasa
suara knalpot jadi tambah besar dan tarikan mesin terasa sedikit lebih berat,
ternyata knalpotnya bocor! Las yang menutupi tambalan yang sudah pernah bocor
sebelumnya, lepas dan menyebabkan bocor yang lebih besar. Saya berharap knalpot
bocor yang tidak terlalu menjadi hambatan ini jadi satu-satunya masalah, tapi
ternyata masih ada masalah lain lagi.
Terdampar di entah, sambil menunggu Ujang agak mendingan. |
Dalam perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Serdang menuju Lontar, kami terus menyisir pantai dengan kondisi jalan yang rusak, menanjak, berkelok, menukik tajam, dan di antara semua itu kami mencium bau dari sesuatu yang terbakar. Bau kabel gosong! Saya memutuskan berhenti dan membuka kap mesin. Ternyata bau terbakar tersebut berasal dari aki mobil yang mendidih karena over charge, sehingga menyebabkan air aki menyusut hampir kering. Mau tak mau kami harus berhenti sejenak untuk mendinginkan mesin dan mengisi ulang air aki sambil beristirahat. Selama perjalanan, kami berhenti dua kali untuk melakukan hal ini, air aki benar-benar menyusut. Untungnya selama perjalanan pulang tidak ada masalah sama sekali.
Lagi, sambil menunggu Ujang agak mendingan. |
Ketika sampai di Lontar, semua kehawatiran di kepala saya benar-benar menghilang. Aroma laut benar-benar membilas semuanya sampai bersih. Terlebih ketika mata saya melihat hamparan laut biru dan gugusan pulau-pulau yang menyejukkan mata.
Baca juga: Terperangah di Tanjung Kunyit
Ujang. Btw, dia udah dijual :') |
Jadi ujang kalian tunggangi rame2 ??? Kalian orgy gitu ??? Kasihan ujang, semoga ngak lecet itu lubang ujang #ehgimana
ReplyDeleteIya, pokoknya sampai ujang jadi sakit-sakitan. #ehpertanyaannyagimana?
Delete